"Mudah-mudahan dengan itu hasil praktis yang bisa kita nikmati adalah teman-teman kita para driver ojek," kata Effendi Gazali.
"Harusnya sekarang itu lebih memperlihatkan disiplin dan enggak boleh sembarangan," sambungnya.
"Karena secara tidak langsung, itulah hasil pendidikan dari Bapak Nadiem Makarim."
Jika sampai ada driver Gojek yang bertindak sembarangan dan tidak disiplin, maka secara tak langsung sosok Nadiem Makarim belum sepenuhnya berhasil mendidik mereka.
"Kalau mereka tidak disiplin atau agak ngaco-ngaco, itu berarti terkait langsung dengan hasil pendidikan yang bisa kita lihat ke arah pendidikan," tuturnya.
Effendi Gazali menganggap poin-poin penilaian terhadap mitra Gojek oleh Nadiem Makarim bisa diterapkan ke dunia pendidikan.
"Tidak hanya mengejar startup, kemudian nanti hectacorn dan lain-lain itu, tapi juga budi pekerti, disiplin, dan lain-lain," ucapnya.
Dalam tayangan itu, Effendi Gazali mengutip kalimat dari Politisi PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut Jokowi bukanlah pedagang es krim yang dinanti semua orang.
Hal ini berkaitan dengan keputusan Jokowi untuk memilih menteri yang menimbulkan pro dan kontra.
"Betul presiden tidak bisa membahagiakan semua orang," ujar Effendi Gazali.
"Bahkan Hasto mengatakan, 'Bapak Presiden itu bukan tukang es krim' katanya, yang bisa membahagiakan semua orang," sambungnya.