Memandikan, memberikan makan serta mengantar adiknya ke sekolah kini menjadi kegiatannya sehari-hari sebelum ia pergi untuk kerja serabutan.
“Riki kan baru kelas 2 SD dan Rani baru masuk TK. Setelah mengantar sekolah saya asuh si bungsu, kalau saya mau kerja, adik dititip dulu ke tetangga,” ujarnya.
Heri Misbahudin (17) tengah membereskan pakaian di dalam rumahnya di Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (18/10/2019). Ia kini hidup yatim piatu bersama ketiga adiknya setelah ibu dan bapaknya meninggal dunia diduga karena digigit ular.
Tak ingin adiknya bernasib sama dengannya, Heri bertekad ingin menyekolahkan adiknya hingga tamat.
“Saya tidak mau adik-adiknya putus sekolah seperti saya,” ucapnya.
Warga di sekitar rumah Heri berencana untuk merenovasi rumah remaja tersebut agar lebih layak dan aman.
“Kami warga bersama karang taruna sepakat urunan untuk memperbaiki rumahnya karena memang sudah sangat tidak layak ditinggali,” kata tokoh pemuda setempat, Hasbim (38), Jumat.
Tak hanya itu, melansir dari Tribunnews.com, sebelumnya Heri dan adik-adiknya sudah ditawari untuk tinggal di Yayasan Perisai Langit.
Namun, permintaan dari yayasan tersebut ditolak oleh pihak keluarga Heri.
"Ia benar kang, keempat anak almarhum ibu Nuryani itu kami usahakan untuk tinggal di Yayasan Perisai Langit. Akan tetapi saat ini pihak keluarganya belum bisa melepaskannya dengan alasan masih dalam suasana berkabung," kata M Agus Sahputra Ketua Yayasan Perisai Lagit. (*)