"Jadi artinya susah mendapatkannya?" tanya pembawa acara.
"Ya memang susah di Jepang enggak ada...paling ada tempat souvenir disana tetapi bentuknya yang enggak bahaya," jelas Hermawan Sulistyo.
Lantas Hermawan Sulistyo menyoroti keanehan dari senjata kunai yang dipakai untuk menyerang Menkopolhukam Wiranto.
"Yang agak aneh buat saya itu, terdapat warna lain senjata kunai...biasanya itu hanya hitam saja dan ada lingkaran itu untuk tali. Penggunaan kunai ini normalnya oleh ninja dibarengi surikem, logam bintang tiga yang stabil dilempar."
"Diantara lempar-lempar itu maka dia bisa lempar kunainya. Kalau meleset bisa lempar lagi dan dipakai lagi. Jadi ini spesifik," tegas Hermawan Sulistyo.
Hermawan Sulistyo menuturkan, jika memang rekayasa seharusnya menggunakan senjata yang biasa dipakai.
"Ada dugaan ini tipe gunting...ini mah kunai cuman agak panjang dari yang normalnya. Kalau di Jepang sebagai souvenir dan bisa beli online, ini bisa ditelusuri," beber Hermawan Sulistyo.
Lebih lanjut, Hermawan Sulistyo meminta pada masyarakat yang berkomentar negatif atas peristiwa Menkopolhukam Wiranto itu mencari fakta empirisnya terlebih dahulu.
"Cari fakta empiris dulu rekayasa atau bukan...cari jenis senjatanya, cara menusuknya. Dia itu tampak terlatih sekali menggunakan senjata dan lihat cara larinya. Terlatih ini biasanya udah sering bela diri," tegas Hermawan Sulistyo.
Selain itu, Hermawan Sulistyo juga merasakan keanehan dengan adanya penyerangan kepada Wiranto.