Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa alasan. Yakni untuk tetap menghormati para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegara III.
Mendiang Ibu Tien bersama dengan mendiang Presiden Soeharto
Menilik kembali kisah Tien, mantan Ibu Negara tersebut sempat memberikan pesan terakhir sebelum tutup usia.
Pesannya tersebut tertuang pada sebuah buku berjudulPak Harto The Untold Stories.
Dikutip dari Tribun Jatim, pada suatu hari, di sebuah upacara Golkar tahun 1996, Ny. Mien Sugandhi kala itu sedang menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Peranan Wanita duduk bersama dengan Ny. Tien Soeharto.
"Tolong katakan kepada ... (ia menyebut salah seorang petinggi Golkar), agar Pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup. Beliau sudah tua,” ujar Ibu Tien Soeharto.
"Lo, kalau begitu siapa yang mumpuni untuk menggantikan beliau?" Mien Sugandhi terkejut dan bertanya.
"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh Pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi). Pokoke aku lungo," kata Ny. Tien.
Lantas Mien Sugandhi menyampaikan pesan dari Ibu Tien Soeharto kepada orang yang dituju, tetapi orang itu tidak mengindahkan perintah dari Ny. Mien Sugandhi dan Ny. Tien Soeharto.
Benar apa yang diungkapkan oleh Ny. Tien Soeharto.