Ia menilai rapat penentuan pimpinan MPR sangat bertele-tele.
Jimmie melayangkan protesnya lantaran rapat tersebut tak menemukan akhir yang pasti, padahal ada banyak masalah yang terjadi di daerah, khusunya di konflik yang terjadi di Papua.
"Saya melihat kita ini sedang memperlihatkan sandiwara yang tidak lucu. Hanya berebut kursi kekuasaan di lembaga ini."
"Dan tidak memperlihatkan sense of crysis kita. Ada persoalan kemanusiaan yang luar biasa terjadi di Papua," ujar Jimmy dengan nada suaranya yang bergetar.
Ia mengungkapkan bahwa MPR adalah lembaga yang bertugas untuk menyelesaikan semua persoalan di tanah air, bukan untuk memperebutkan kekuasaan dalam lembaga itu sendiri.
"Kita tidak jadikan lembaga ini untuk menyelesaikan masalah bangsa, kita hanya merebut kekuasaan semata."
"Sementara orang di Papua membutuhkan kehadiran lembaga negara untuk menyelesaikan masalah mereka," ucapnya sambil menangis.
Jimmy menyebutkan bahwa masyarakat di tanah Papua membutuhkan perhatian dari negara ini.
"Kasihan pengungsi-pengungsi itu tidak ada perhatian dari kita. Kami orang Papua tidak pernah bermusuhan dengan saudara-saudara kami," paparnya.
Ia meminta agar rapat pemilihan pimpinan MPR tersebut bisa diselesaikan dengan baik dan cepat karena masih ada banyak masalah di daerah yang membutuhkan perhatian dari MPR.