KomentarJouhar itu terekam, dibagikan ribuan kali, dan viral di media sosial.
Hanya beberapa hari setelahnya, jalanan Kozhikode, Kerala dibanjiri para pengunjuk rasa, yang didominasi wanita, mengecam komentar Prof Munavvir.
"Komentar itu melecehkan setiap perempuan. Di Kerala, komentar seperti itu tidak bisa ditolerir," jelas Nikhil P, dari Federasi Kaum Muda Demokrasi India.
Di tempat yang lain, Aarathi, salah seorang wanita yang menggelar aksi berswafoto dengan dada telanjang yang ditutupi semangka mengungkapkan:
"Tudingan berlebihan dan bernada seksis pada tubuh wanita itu jadi alasan saya menyebar foto setengah telanjang di media sosial."
"Kami dituntut selalu tertutup, dan pria bisa berkomentar sekenanya jika ada sedikit bagian tubuh kami yang terbuka" ungkapnya.
Baca Juga: Sudah Rogoh Miliaran Rupiah, Pedangdut Molek Ini Wajahnya Lumpuh Gara-Gara Operasi Plastik!
Banyak yang mendukung aksi Arathi namun tidak sedikit pula yang mencapnya sebagai 'pelacur' terkait aksiprotes berbentuk swafoto setengah telanjang itu.
Arathi tak sendirian, seperti dirinya, banyak wanita lain yang turut melayangkan aksi protes dengan swafoto setengah telanjang, salah satunya Rehana.
"Ini tubuh saya, hak saya. Profesor itu memperlakukan perempuan seperti sebuah benda" kecam Rehanna.(*)