Atau bisa saja sedang menunjukkan kemarahannya, karena rumahnya ikut terbakar akibat karhutla.
"Mungkin dia menggoyangkan kayu sebagai aba-aba supaya kami jangan mendekat. Kami saat itu juga takut. Sehingga kami menghindar dan mencari jalan lain untuk mencari sumber air," tutur Suarfianto.
Menurut dia, pemadaman di kawasan hutan memang perlu hati-hati. Apalagi, kebakaran terjadi di kawasan hutan yang terdapat habitat hewan buas.
Meski begitu, Suarfianto menganggap perjumpaan dengan beruang itu adalah sebuah pengalaman unik saat menanggulangi bencana karhutla.
Baca Juga: Geger Foto dan Video Syur Mirip PNS Bandung Beredar Luas Di Media Sosial, Ternyata Ini yang Terjadi
"Kami tetap melakukan pemadaman. Tapi, mencari lokasi yang aman," katanya.
Sebagaimana diberitakan, hingga saat ini Tim Satgas Karhutla Riau masih berjibaku memadamkan api karhutla yang terjadi di beberapa wilayah di Riau.
Kebakaran yang terjadi mengakibatkan bencana kabut asap. Sehingga, asap yang mengepung di Bumi Lancang Kuning ini sudah banyak berdampak pada kesehatan masyarakat, karena kualitas udara menjadi tidak sehat hingga berbahaya.
Bukan kaki
Sementara itu, terkait penemuan ular berkaki tiga, ahli herpetologi (reptil dan amfibi) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy menjelaskan, organ tersebut bukan kaki, melainkan hemipenis ular.
"Itu bukan kaki, itu adalah hemipenis dari ular ya. Hemipenis itu alat kelamin ular jantan," kata Amir dikutip Kompas Sains, Jumat (20/9/2019).