Dia menulis, "Setelah saya meninggal dunia, saya ingin menyumbangkankepalaku untuk dipelajari secara medis dan berharap penyakit ALS bisa segera diatasi sehingga penderita penyakit ini bisa menyingkirkan rasa sakitnya."
"Tolong ikuti kata-kata saya: saya juga ingin menyumbangkan semua organ saya yang lain kepada pasien yang membutuhkan, selama itu dapat membantu menyelamatkan nyawa mereka."
Dengan pedih orang tuanya menandatangani surat wasiat itu.
Dia juga tidak ingin dimakamkan.
Lou menyumbangkan seluruh organ tubuhnya pada 9 Oktober.
Wanita muda tersebut juga menyatakan bahwa dia tidak menginginkan pemakaman, tapi lebih memilih abunya disebarkan di Sungai Yangtze.
Dia berkata, "Tolong biarkan saya pergi dengan tenang, tanpa jejak, seolah-olah saya belum pernah berada di dunia ini."
Salah satu kalimat paling pedih ditulis dalam surat wasiatnya.
"Makna hidup tidak ditentukan oleh berapa lama atau hidup pendek.Sebaliknya, itu diukur dari kualitas kehidupan seseorang."
Kalimat itu sungguh berbicara karena Lou meninggal saat masa depan yang cerah ada di depan mata.