"Saya agak protes saya bilang, 'Bapak, kenapa Bapak tidak perintahkan saya untuk mengambilkannya atau kami buatkan di Istana', 'Oh tidak. Ini Ibumu yang buat, saya harus menghormatinya. Kasihan Beliau sudah bangun pagi-pagi membuatkan secangkir kopi masa tidak saya minum'," ujar Hassanuddin menirukan jawaban BJ Habibie.
Seusai mendengarkan jawaban BJ Habibie, Hassanuddin mengaku tersentuh dan menghormati sosoknya lebih dalam.
"Di situ saya benar-benar merasa tergugah benar-benar rasa hormat saya semakin dalam. Itu satu kelebihan dari Beliau. Dan banyak hal yang bisa saya ceritakan," ungkapnya.
Sebelumnya, ia menuturkan seperti kehilangan sosok ayah dalam hidupnya.
"Saya benar-benar kehilangan seorang ayah, seorang Bapak," ujar Hasanuddin.
Ia mengaku banyak hal yang dipelajarinya sejak mengikuti BJ Habibie.
"Banyak yang saya pelajari dan yang saya dapat selama menjadi ajudan Presiden. Suka dan duka kami tahu persis keadaannya," paparnya.
Disebutkannya, bahwa sosok BJ Habibie merupakan pibadi yang dekat dengan pembantunya.
Tak hanya itu, Beliau juga tak segan untuk berdiskusi dan mendengarkan masukan dari orang di sekitarnya.
"Kami tahu Beliau adalah tokoh yang seorang negarawan tetapi juga yang dekat dengan para pembantu Beliau. Jadi kalau sudah duduk dengan saiapa saja dan mau berdiskusi mau mendengarkan masukan dari seorang kolonel seperti saya," kata Hasanuddin.