Bahkan, ia merasa bersalah karena tidak bisa menolong anaknya sendiri yang saat itu dalam kondisi yang sangat serius.
"Itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah saya maafkan, karena (pihak rumah sakit) mengambilnya (Baby Iris) dari kita," ungkap Hannah.
Sementara sang ayah melanjutkan, "Saran saya kepada orangtua mana pun saat anak sakit, satu-satunya pihak yang peduli pada kondisi anak adalah orangtuanya."
Pengacara yang mewakili orangtua Baby Iris, Hannah dan Ben mengatakan bahwa pemeriksaan yang dilakukan pihak rumah sakit "gagal untuk menghargai" kondisi bayi yang memburuk.
Pemeriksaan atas kematian bayi tersebut dibuka di Pengadilan Chelmsford Coroner, dengan saksi seorang perawat Cracknell.
Ia merupakan seseorang yang pada saat kejadian mengakui bahwa dirinya mencatat adanya peningkatan denyut jantung dan tingkat pernapasan dalam tubuh Iris, namun gagal memberi tahu dokter.
Ia mengatakan, "Saya diyakinkan oleh para dokter, mereka tidak terlalu peduli pada saat itu.”
"Mereka (dokter) merasa kondisinya membaik meski terus dipantau."
Iris lahir dengan kondisidown’s syndromedan defek septum atrio-ventrikular, yang ditemukan saat ibunya Hannah hamil 36 minggu.
Orangtua diberi tahu bahwa Baby Iris memerlukan pembedahan untuk memperbaiki kondisinya saat ia berusia sekitar tiga bulan.
Namun penundaan, yang diakibatkan oleh kurangnya kamar inap di unit perawatan intensif, mengakibatkan tindakan operasi tersebut terlambat dan Iris meninggal pada tanggal 2 Desember 2016.