"Dia agak tertunduk dan ada cahaya aura kebohongan di situ, dia kurang plos juga. Kaya tertekan. Apa yang dia ucapkan dalam hatinya enggak sama," ujarnya.
Bukan hanya itu saja, pakar psikologi Joice juga turut membaca perilaku Barbie Kumalasari.
Ia melihat ada upaya Barbie Kumalasari untuk mempertahankan kenyamanan dirinya.
"Kalau kita lihat apakah itu disebut bohong atau tidak perlu dipastikan lebih lanjut. Tapi kalau saya lihat itu ada upaya dia untuk mempertahannkan kenyamanan diri, jadi kalau kita lihat apakah ada kebohongan, pastinya iya disebut kebohongan tapi kalau kita lihat bukan semata-mata hanya kebohongan," ujar Joice.
"Tapi ada usaha nyata atau upaya dia mempertahankan kenyamanan diri. Kenyamanan bisa popularitas, nama baik, atau memang atensi dari publik, jadi kalau saya lihat ada unsur itu yang ingin dia tunjukkan," papar Joice.
Meski tak secara jelas, ada indikasi gejala mitomania dalam perilaku Barbie Kumalasari.
"Mitomania diambil dari dua kata, pertama myth (mitos) lalu dalam bahasa latin, mania, jadi itu ada gangguan. Sebenarnya ini berkaitan dengan emosi dan extedmen, jadi kebahagiaan rasa ceria dari kadar yang lebih dari biasanya," ungkap Joice.
Sementara itu, terkait kasus yang menjerat suaminya, Barbie Kumalasari mengharapkan adanya damai dan maaf dari Fairuz A Rafiq.
Melansir dari Grid.ID, melalui video wawancara yang diunggah oleh MOP Channel di YouTube (12/7/2019), Barbie Kumalasari mengaku telah menghubungi Fairuz A Rafiq.