Hal ini terungkap setelah pemeriksaan psikologis Amsor oleh tim Psikolog Polda Jabar dan Mabes Polri, Kamis (20/6).
"Yang bersangkutan mengalami indikasi memiliki gangguan kejiwaan yang mengarah kepada gangguan kejiwaan neorotik, psikotik dan paranoid sehingga perlu dilakukan tindak lanjut oleh saksi ahli," ujar Mariyono saat ditemui di Mapolres Majalengka, Jumat (21/6/2019).
Mariyono mengatakan, saat kejadian, Amsor seolah-olah merasa sopir bus menerima panggilan telepon dari orang lain.
Amsor merasa seakan-akan membicarakan rencana pembunuhan terhadap dirinya.
Akibatnya, Amsor secara tiba-tiba berupaya untuk menghentikan bus dengan cara melompat dan menduduki posisi sopir serta berusaha mengerem bus agar berhenti.
Namun, akibatnya malah menjadi tak terkendali dan fatal.
Bus tersebut pun tak terkendali dan malah menyeberang ke lajur berlawanan hingga menyebabkan kecelakaan dan korban tewas. (*)