Follow Us

Mengiris Hati, Terabas Pabrik Korek Api yang Kebakaran di Binjai, Pria Ini Dapati Istri dan Anak Tercinta Telah Hangus

Veronica S - Sabtu, 22 Juni 2019 | 15:30
 
Sofyan menunjukkan foto anak dan istrinya yang tewas dalam kebakaran pabrik macis di Langkat, Jumat (21/6/2019).
Kompas.com
Kompas.com

Sofyan menunjukkan foto anak dan istrinya yang tewas dalam kebakaran pabrik macis di Langkat, Jumat (21/6/2019).

GridPop.ID - Kebakaran yang diduga karena ledakan tabung gas terjadi di pabrik macis atau korek api gas di Binjai, Sumatera Utara, Jumat (21/6/2019).

Insiden nahas tersebut menewaskan 30 orang termasuk pekerja dan anak-anak.

Keluarga pihak korban tewas pun membagikan momen terakhir saat bersama korban sebelum kejadian.

Baca Juga: Menyayat Hati, 30 Orang Tewas Terpanggang Akibat Kebakaran Pabrik Korek Api, Puluhan Jenazah Menumpuk Dalam Satu Ruangan

Melansir dari Kompas.com, Jumat (21/6), data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat diketahui, ke-30 korban tewas pada kebakaran pabrik mancis di Jalan Tengku Amir Hamzah, Desa Sambirejo Dusun IV, Binjai, Sumatera Utara, adalah perempuan.

Lima korban adalah anak-anak yang ikut dibawa ibunya bekerja memasang kepala gas di pabrik yang berdiri hampir empat tahun itu.

Jenazah para korban sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut di Kota Medan untuk menjalani otopsi.

Baca Juga: 30 Teman Sejawatnya Tewas Terpanggang dalam Kebakaran Pabrik Korek Api di Binjai, Cerita Pilu Korban Selamat: Semua Kawanku Habis!

Petugas medis masih melakukan pendataan dan menyiapkan tenda di depan ruang instalasi jenazah untuk para keluarga korban yang hendak melakukan pendaftaran data ante mortem dan post mortem.

Wajah-wajah mereka murung dan berduka, seperti yang terlihat dari raut wajah Sofyan.

Pria ini sangat berduka kehilangan istri dan putri kesayangannya.

Dengan suara pelan, dia bilang, saat kejadian dirinya sedang tidak bersama anak dan isrinya karena menghadiri suatu acara.

Baca Juga: Sungguh Pilu, Wanita Berkebutuhan Khusus Terjebak di Rumah Terbakar hingga Tewas, Simak Cara Penyelamatan saat Kebakaran

Tiba-tiba teleponnya berbunyi menanyakan apakah anak dan istrinya sudah pulang apa belum.

"Ku bilang belum, terus kawan itu bilang kalau pabrik terbakar. Aku langsung lari menerobos lokasi kebakaran itu. Ku tengok tumpukan mayat di ruangan, sama mayat Yuli Fitria istriku dan anakku, Syifa," katanya di Rumah Sakit Bhayangkara, Jumat (21/6/2019) petang.

Diceritakannya, anaknya sudah duduk di kelas lima sekolah dasar.

Setiap pulang sekolah, korban langsung mendatangi pabrik karena tidak ada orang di rumah.

Baca Juga: Masuk ke Kamar Pengantin, Mempelai Wanita Ini Mendadak Meninggal di Kamar Mandi Usai Gelar Resepsi Pernikahan

Sembari menahan derai air matanya, Sofyan mengaku tak punya firasat apa-apa sebelum kejadian tragis ini.

"Sedih kali aku, istriku udah tiga tahun kerja di sana," katanya lantas beranjak.

Duka yang sama juga dialami Novita Sari, adik kandung korban Yunita Sari.

Dia mengatakan, setiap bekerja, kakaknya selalu membawa kedua anaknya, Pinja Runisa (10) dan Runisa Sakila (2).

Baca Juga: Pesta Pernikahan Berubah Jadi Lokasi Takziah, Pengantin Wanita Asal Lampung Meninggal Dunia di Hari Pernikahannya, Begini Kisahnya yang Menyayat Hati

"Kakakku kerja sambilan di pabrik itu," katanya singkat.

Lain cerita Faisal, pria 38 tahun ini langsung dipeluk kerabatnya untuk ditenangkan ketika tiba di RS Bhayangkara.

Maris, istri tercintanya terakhir kali dilihatnya pada Jumat pagi.

Faisal mengaku tak punya tanda-tanda akan pergi jauh yang ditunjukkan sang istri.

Baca Juga: Berbulan-bulan Nifasnya Tak Kunjung Berhenti, Perempuan Asal Lampung Ini Kaget Kain Kasa Busuk Bersemayam Dalam Perutnya

Berangkat pagi biasa dan mencium tangannya untuk berpamitan.

"Salaman, pamit kerja, biasa saja," kata Faisal dengan mata berkaca-kaca.

Korban meninggalkan satu anak berusia empat tahun.

Menurut Faisal, biasanya sang anak juga ikut ibunya bekerja, namun waktu kejadian tidak ikut dibawa karena ada neneknya datang.

Maria juga sudah tiga tahun bekerja di pabrik yang terbakar pada jam istirahat makan siang itu.

Baca Juga: Galih Ginanjar Sebut Mantan Istri Bau Ikan Asin, Ternyata Ini 6 Macam Aroma Organ Intim pada Wanita, Mulai dari Musk hingga Manis

Menurutnya, pemadam kebakaran terlambat datang sehingga api dengan cepat menghanguskan segalanya.

"Tadi pemadam lambat datangnya," ucapnya.

Dewi, warga sekitar pabrik kepada wartawan mengatakan, kebakaran diduga dari ledakan tabung gas yang membuat api langsung menyambar apa saja di rumah yang memproduksi macis atau korek api gas ini.

Para korban yang bekerja dalam satu ruangan tak sempat keluar dan terjebak di dalam api.

Baca Juga: Jadi Anak Bos Rokok Terkaya di Indonesia, Armand Hartono Justru Pilih Hidup Hemat dan Tak Sungkan Makan di Kantin Kantor

Sesaat setelah warga mencoba menolong dan memadamkan api, tiga unit pemadam kebakaran dari Pemerintah Kota Binjai dan Pemerintah Kabupaten Langkat tiba di lokasi.

"Kebanyakan korban dari Desa Sambirejo, keluargaku juga ada yang jadi korban," katanya.

Sementara empat korban yang selamat adalah mereka yang meniggalkan pabrik karena makan siang.

Melansir dari Tribun Medan, Pengawas Disnaker Sumut UPT I Medan-Binjai-Langkat Mahipal Nainggolan mengatakan, pabrik mancis ini beroperasi tanpa izin alias ilegal.

Baca Juga: Detik-detik Jelang Soekarno Wafat, Megawati Bisikkan Syahadat, Lalu Bung Karno Ucapkan Kata Ini Sebelum Hembuskan Nafas Terakhir

"Belum ada izin dari perangkat daerah, belum ada laporan dari perangkat daerah. Pengusaha akan dipanggil terkait hal ini," katanya di lokasi kejadian.

Seorang mantan pekerja pabrik mancis yang dijumpai Tribun Medan mengatakan, mereka bekerja merakit mancis, seperti memasang batu mancis, dan mengisi cairan gas mancis.

Saat bekerja, katanya, pintu pabrik dikunci untuk mengantisipasi pencurian oleh pekerja.

Baca Juga: Nikahi Nenek Royaha yang 55 Tahun Lebih Tua, Slamet Riyadi Kini Masih Setia Sebagai Suami hingga Banting Tulang Jadi Buruh Serabutan

"Aku pernah kerja di sini, ini lihat saudara saya kerja sini. Saya sudah lama berhenti. Dulu saya kerjanya masang batu mancis, kalau kerja semua pintu memang ditutup, paling dari satu belakang aja kalau keluar masuk," katanya. (*)

Source : Kompas.com Tribun Medan

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular