Hal tersebut diceritakan Luhut Binsar Pandjaitan di laman Facebook miliknya, Senin (2/6/2019).
Di postingannya itu, ia mengunggah beberapa foto termasuk saat berada di ruang ICU sesaat setelah Ani Yudhoyono menghembuskan napas terakhirnya.
Tampak Luhut Binsar Pandjaitan memeluk SBY untuk menguatkan.
Luhut Panjaitan saat beri penghormatan terakhir untuk Ani Yudhoyono
Kemudian tampak Luhut Binsar Pandjaitan juga memberikan pernghormatan terakhir pada Ani Yudhoyono.
"Di ruang ICU itu kemarin, beberapa saat setelah jasad Bu Ani dibersihkan, saya berada di samping Pak SBY yang mencium kening istrinya lalu membisikkan sesuatu seolah-olah belahan jiwanya itu masih bernyawa. Di titik itu saya melihat habisnya separuh jiwa Pak SBY. Saya kehabisan kata-kata. Saya hanya bisa memeluk Beliau, lalu memberikan penghormatan terakhir saya pada almarhumah Ibu Negara dari Presiden ke-6 RI tersebut," tulis Luhut seperti dikutip GridPop.ID dari Tribun Bogor, (5/6).
Ia kemudian menulis, rasa kehilangan yang dialami SBY pasti akan dialami oleh semua orang.
"Momen kehilangan seperti ini pasti akan dialami setiap manusia. Sehebat apapun pencapaian kita, air mata tetap tak ayal dibendung ketika saat itu tiba. Seperti bagaimana saya menyaksikan seorang mantan Presiden yang menangis selayaknya seorang manusia biasa yang terdiri dari darah, daging, tulang dan emosi juga," tulisnya.
Ia pun merenung saat melihat begitu sederhananya peti mati Ani Yudhoyono.
"Masih di National Universty Hospital, 10 sampai 15 menit setelah momen itu, keranda jenazah didatangkan. Melihat begitu sederhananya peti mati yang disiapkan, membuat saya merenung, bahwa inilah yang akan kita semua pakai nantinya. Tidak peduli apakah kita Presiden, Ibu Negara, Wakil Presiden, ataupun hanya manusia biasa, semua sama saja. Ketika sudah selesai waktu kita di dunia ini, kita akan diperlakukan sama. Tinggal masalah kapan, di mana, dan bagaimana kita berpulang," katanya.