Melansir dari Kompas.com, aksi tersebut ternyata dilakukan oleh orang yang berbeda dari aksi di depan Kantor Bawaslu.
"Yang menyerang itu preman-preman yang dibayar, bertato," ujar Wiranto seperti dikutip GridPop.ID dari Kompas.com.
Preman tersebut menyerang aparat keamanan termasuk asrama-asrama kepolisian yang dihuni oleh keluarga anggota.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pihaknya menemukan uang dengan jumlah total Rp 6 juta dari provokator yang ditangkap karena melakukan aksi anarkistis di depan gedung Bawaslu dan Asrama Brimob Petamburan.
Bahkan, saat diperiksa, provokator yang mayoritas adalah anak-anak muda ini mengaku dibayar untuk melakukan aksinya.
"Yang diamankan ini kami lihat, termasuk yang di depan Bawaslu, ditemukan di mereka amplop berisikan uang totalnya hampir Rp 6 juta, yang terpisah amplop-amplopnya. Mereka mengaku ada yang bayar," kata Tito seperti dikutip GridPop.ID dari Kompas.com. (*)