Sementara itu, Rusman, kakak ipar Aldi yang membantu menangani kasus Aldi, mengatakan sangat kecewa dengan keputusan tidak adil kepala sekolah.
Sebelumnya, kepala sekolah sempat mengutus dua guru ke rumah Aldi dan mengatakan, jika ingin lulus, Aldi dan orangtuanya harus meminta maaf kepada kepala sekolah.
Bersama orangtuanya, Aldi datang ke rumah kepala sekolah.
"Kepala sekolah justru sebut permintaan maaf itu tidak diterima karena dilakukan di hari Minggu bukan jam kerja. Begitu kata kepala sekolah dan adik saya tetap dinyatakan tidak lulus karena keputusan kepala sekolah. Guru-gurunya banyak yang menangis karena tahu Aldi anak baik dan peringkat kedua di jurusannya," kata Rusman.
6. Sosok Aldi di mata guru wali kelas
Ruhaiman, wali kelas Aldi, mengaku sangat sedih atas keputusan kepala sekolah yang tidak meluluskan Aldi.
Sebagai wali kelas, dirinya ingin selalu membela anak didiknya, apalagi Aldi adalah ketua kelas.
Menurutnya, Aldi adalah anak yang baik, rajin, sopan, dan pintar.
"Anak kami ini aktif di OSIS. Selalu membantu sekolah. Dia membantu mendatangkan donatur yang menyumbang 60 Al Quran. Sampai sekarang sumbangan itu dipakai untuk mengaji anak-anak di sekolah ini," kata Ruhaiman.
Menurutnya, secara akademis dan perilaku, Aldi tergolong anak baik.
Hanya dia kritis jika kebijakan itu merugikan banyak kawannya, terutama soal penggunaan jaket di musim hujan.
"Kami sudah berusaha memberi masukan kepada kepala sekolah yang baru satu tahun menjabat di Sembalun ini. Soal penggunaan jaket, misalnya, di sini dinginnya 11-12 derajat celsius kalau pagi dan musim hujan. Berbeda dengan wilayah lain di Lombok," ungkapnya.