Dr. Soren menjelaskan, kalau masa pubertas dan hormon dapat mengubah bentuk selaput dara menjadi semakin tipis.
Beberapa dari kita ada yang bisa merasakan robeknya selaput dara, tapi ada juga yang enggak. Tapi, itu semuatak perlu terlalu dipikirkan.
Keperawanan hanya sebuah konstruksi sosial
Kita akan jadi merasa takut dengan keadaan selaput dara kita karena stigma masyarakat yang menganggap robeknya selaput dara sebagai tanda hilangnya keperawanan seseorang.
Dr. Soren mengatakan bahwa 'keperawanan' itu cuma sebuah paham kuno yang udah enggak relevan lagi dipakai di zaman sekarang.Jadi, sudah tidak adaalasan lagi untuk takut dengan keadaan selaput dara kita lagi.
Meski begitu, kalau merasakan gejala-gejala aneh yang terjadi di organ intim kita, segeralah untuk memeriksakannya pada dokter ahli. (*)