GridPop.ID - Kronologi kejadian tragis yang menewaskan calon pendeta di Palembang diungkapkan oleh anak berusia 9 tahun.
Diketahui anak perempuan 9 tahun itu juga menjadi korban yang berhasil selamat dengan melarikan diri.
Korban 9 tahun itu kemudian melapor ke warga dan mengungkapkan kronologi lengkapnya.
Baca Juga : Tubuh Tampak Lemah dan Susah Makan, Ani Yudhoyono Sebut SBY yang Membuatnya Mampu Mengonsumsi Makanan
Warga yang mengetahui pun segera mencari korban lain yang diketahui bernama Melinda Zidoni.
Korban ditemukan tewas di Areal PT SPM Divisi 3 Blok F 19, Dusun Sungai Baung, Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugiham, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Selasa (26/3/2019).
Dikutip GridPop.ID dari Tribunnews.com, saat kejadian korban diketahui bersama dengan seorang bocah perempuan yang berusia sekitar 9 tahun, bernama Nita Pernawan.
Nita Pernawan juga turut menjadi korban kekejaman dua pria tersebut namun bocah itu berhasil menyelamatkan diri.
Berdasarkan keterangan dari korban itulah, akhirnya kronologi pembunuhan yang dilakukan oleh kedua pelaku terungkap.
Keterangan Nita disampaikan oleh Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi, Selasa (26/3/2019).
Diketahui, aksi kejahatan yang dilakukan oleh pelaku bermula saat Nita dan korban Melinda sendag mengendarai seperda motor Honda Revo Warna Hitam List Merah menuju ke Pasar Jeti sekitar pukul 17.00 WIB waktu setempat.
Tiba-tiba di tengah perjalanan, korban dihadang oleh dua orang pria yang menggunakan penutup kepala.
Baca Juga : Merasa Canggung dengan Pernikahannya, Wanita Ini Memilih Bercerai dengan Suaminya yang Berusia 73 Tahun
Dua pelaku tersebut memblokir jalan dengan menggunakan batang kayu balok.
Mengetahui hal tersebut, korban kemudian berhenti dan dua pelaku langsung menghampiri korban.
Kedua korban langsung diseret dan dibawa ke perkebunan sawit.
Di tempat itu korban langsung dicekik dan kedua tangan mereka diikat menggunakan karet bekas ban motor.
Beruntung, korban Nita yang masih berusia 9 tahun tersebut selamat dan bisa kabur dari areal perkebunan sawit.
"Korban atas nama Nita Pernawan (9) pingsan setelah dicekik oleh pelaku, tapi selamat setelah ditemukan warga. Kedua korban ditemukan sekitar 100 meter dari lokasi masing-masing," ujar Supriadi.
Sementara itu, Dodi, warga yang sempat melihat korban sebelum kejadian menjelaskan bahwa korban bocah 9 tahun berlari dan melaporkan kejadian yang menimpanya pada warga.
"Si anak berhasil meloloskan diri dan melapor ke Divisi 4," kata Dodi, Selasa (26/3/2019), dikutip dari TribunSumsel.com.
Baca Juga : Kekasih dan Ibunya Sampai Menangis, Wajah Buruh Ini Berubah Seperti Model Korea Usai Operasi Plastik
Dalam keterangannya, dijelaskan oleh korban bahwa dirinya dicegat oleh seseorang saat mengendarai sepeda motor bersama dengan Melinda.
Kejadian tersebut diperkirakan terjadi sehari sebelumnya, Senin (25/3) pukul 17.00 WIB.
"Si anak selamat dan berlari mengabari kalau ada yang mencegat," kata Dodi.
Mendapatkan kabar dari Nita, warga setempat kemudian mencari keberadaan korban Melinda seharian.
Baca Juga : Awalnya Sempat Diawasi, Pasangan Suami Istri Ini Diciduk Petugas karena Pegangan Tangan di Pinggir Pantai
Sampai akhirnya, korban Melinda ditemukan di semak-semak perkebunan dalam kondisi tanpa busana pukul 06.00 pagi.
"Sepeda motor dan barang-barang lainnya masih ada. Jenazahnya ditutupi semak dan kayu," kata Dodi.
Dilanjutkan oleh Kombes Pol Supriadi, korban Melinda yang merupakan seorang calon pendeta diduga diperkosa sebelum dibunuh lantaran saat ditemukan, korban dalam keadaan tanpa busana.
"Korban ditemukan dalam keadaan tidak menggunakan celana dan baju bagian atas terbuka. Dugaannya sempat diperkosa, tapi akan diperiksa lagi," kata Supriadi.
Masih melansir Tribunnews.com, Dodi, menjelaskan sekitar pukul 16.00 waktu setempat, Melinda datang ke Divisi 1 dari mess tempat tinggalnya.
"Jaraknya sekitar 2 kilometer. Dia datang mau ngurus gereja bersama anak kecil sekitar 11 tahun. Saat itu saya lihat sendiri mereka datang saat saya sedang bongkar bibir," katanya.
Semasa hidupnya, Melinda dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah.
"Dia sering datang dan mengajak warga ngobrol dan bercerita. Pokoknya setahu saya sangat ramah dan peduli," kata Dodi.
Diketahui, jasad korban akan diberkati sebelum dibawa ke kampung halamannya di Nias. (*)