Belum lagi soal likuiditas. Budi Raharjo, Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, Budi Raharjo bilang, berlian tergolong komoditas yang punya segmentasi pasar yang kecil.
Baca Juga : Mengharukan, Ditolak Seorang Lelaki Selama 14 Tahun, Perempuan Penyabar Ini Akhirnya Menikah
Karakteristiknya yang beragam dan sangat spesifik membuat berlian tidak mudah dijual kepada siapa saja dan kapan saja.
"Harus liat warnanya, cutting-nya, karatnya, dan kriteria lainnya sebelum membeli dan menjual berlian, karena itu sangat berpengaruh terhadap nilainya," kata Budi, Jumat, (2/3).
Selain memperhatikan soal tipe dan karakteristik, calon investor berlian sebaiknya juga mencari informasi ke berbagai ahli dan komunitas.
Dengan begitu, lebih mudah mempelajari pasar sehingga tahu kapan sebaiknya membeli, menjual, dan pada harga berapa transaksinya.
Ingat, sertifikat merupakan barang yang sangat krusial untuk bertransaksi berlian. Pastikan hanya membeli dan menjual berlian yang menyertakan sertifikat resmi.
Perlu disadari pula, investasi berlian bersifat jangka panjang.
Prita menilai, biasanya keuntungan menjual kembali berlian baru bisa maksimal jika sudah di atas 10 tahun. Untuk itu, ia menyarankan berlian sebagai investasi alternatif saja.
Budi sepakat, berlian bukan tipe instrumen investasi yang sesuai untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan tertentu, seperti persiapan dana pensiun, atau dana pendidikan. Pasalnya, berlian sebagai instrumen investasi lebih sulit untuk diukur dari segi imbal hasil, risiko, dan dasar analisnya.
"Investasi berlian baiknya dilakukan jika portofolio investasi pada instrumen keuangan lainnya sudah terpenuhi dengan baik. Jadi, lebih untuk koleksi," katanya.
Baca Juga : Kematian Dua Sejoli di Kamar Hotel: Ada Sperma di Tubuh Sang Wanita, Dokter Beberkan Hasil Forensik