Follow Us

Sejarah dan Filosofi Jemparingan, Olahraga Panahan Khas Kerajaan Mataram yang Masih Lestari Sampai Saat Ini

Veronica S, Grid. - Selasa, 07 November 2023 | 14:45
 
Para peserta lomba Jemparingan di Alun-alun Kidul, Kota Yogyakarta, Sabtu (20/7/2022)
(KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO)
(KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO)

Para peserta lomba Jemparingan di Alun-alun Kidul, Kota Yogyakarta, Sabtu (20/7/2022)

GridPop.ID - Sejumlah kerajaan yang pernah berjaya di Indonesia tak hanya menyisakan sejarah dan peninggalan tetapi juga budaya.

Salah satunya ialah jemparingan yang merupakan olahraga panahan khas Kerajaan Mataram.

Berasal dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, olahraga jemparingan dikenal juga dengan jemparingan gaya Mataram Ngayogyakarta.

Di Keraton Yogyakarta, jemparingan masih dilakukan secara rutin. Para pemanah menggunakan busana khas Jawa, yaitu kebaya dan batik untuk wanita.

Sedangkan, peserta pria menggunakan surjan, kain batik, dan blankon. Olahraga tersebut biasanya dilakukan di Alun-alun Kidul Yogyakarta.

Jemparingan

Sejarah Singkat Jemparingan

Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792), raja pertama Yogyakarta, mendorong para pengikut dan rakyatnya belajar memanah untuk membentuk watak kesatria.

Watak yang dimaksud memiliki empat nilai untuk menjadi pegangan rakyatnya, yaitu sawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh.

Baca Juga: Pria Terangsang Saat Pagi Sedang Wanita Nyaman Hubungan Intim di Malam Hari, Mana Waktu Bercinta yang Lebih Baik?

Masing-masing nilai memiliki arti, yaitu sawiji berarti berkonsentrasi, greget berarti semangat, sengguh berarti percaya diri, dan ora mingkuh berarti bertanggung jawab.

Pada awalnya, permainan hanya dilakukan pada keluarga Kerajaan Mataram, sebagai perlombaan di kalangan prajurit kerajaan.

Source : Kompas.com

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular