Follow Us

Dirjen WHO Sebut Pandemi Ujian Karakter Saling Bantu Antar Negara, Berikut 5 Negara yang Bantu Indonesia di Tengah Ledakan Kasus Covid-19

Lina Sofia - Minggu, 25 Juli 2021 | 12:02
 
Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFI
EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFI

Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus

GridPop.ID - Di beberapa negara, kehidupan terlihat kembali normal.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut hanya orang-orang "bodoh" yang menganggap pandemi ini telah berakhir.

Sampai detik ini, WHOterus memperjuangkan keberhasilan pengembangan vaksin sebagai kunci untuk mengakhiri kematian dan kehancuran ekonomi yang disebabkan oleh virus.

Namun, WHOtelah menyatakan kekecewaan dengan kegagalan negara-negara untuk membantu memvaksinasi negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.

Melansir dari Intisari.ID,pada hari Rabu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan tujuan global untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada bulan September.

Tedros berharap mencapai 40 persen pada akhir tahun dan kemudian 70 persen pada pertengahan tahun depan.

"Ini adalah tonggak penting yang harus kita capai bersama untuk mengakhiri pandemi," kata Tedros. "[Pandemi] akan berakhir ketika dunia memilih untuk mengakhirinya, karena solusinya ada di tangan kita."

Baca Juga: WHO Umumkan Virus Corona Varian Delta Akan Merajalela Beberapa Bulan Mendatang di Banyak Negara, Salah Satunya di Indonesia?

Lebih dari 2 miliar orang telah divaksinasi COVID-19, terhitung sekitar seperempat dari populasi global, yang jauh di bawah 70 persen yang dibutuhkan untuk berpotensi mencapai kekebalan kelompok.

MelansirNewsweek, Jumat (23/7/2021), WHOtidak melihat pandemi berakhir sampai setidaknya pertengahan 2022 ketika dunia berpotensi memvaksinasi 70 persen dari semua populasi negara.

Sementara itu, seorang anggota staf medis bekerja di unit perawatan intensif Rumah Sakit Henri Mondor di Creteil, dekat Paris, pada 22 Julimenyebut ketidakadilan vaksin sebagai "kegagalan moral" dan "mengalahkan diri sendiri secara epidemiologis dan ekonomis."

Source : Kompas.com intisari.id

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular