Sementara itu, ibunya adalah Siti Saleha yang merupakan keturunan pedagang di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Sejak kecil, Moh Hatta telah dididik dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat melaksanakan agama Islam. Sebab, kakeknya, Abdurrahman Batuhampar, merupakan seorang ulama besar.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Moh Hatta terpilih menjadi wakil presiden pertama RI dengan mendampingi Soekarno yang menjadi presiden.
Moh Hatta terpilih menjadi wakil presiden melalui sidang PPKI yang digelar di Jakarta pada 18 Agustus 1945.
Selain menjadi wakil presiden, Moh Hatta juga sempat merangkap sebagai perdana menteri dan menteri pertahanan sejak Januari 1948 hingga Desember 1949.
Hatta juga pernah merangkap sebagai menteri luar negeri dalam Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) sejak Desember 1949 hingga Agustus 1950.
Pada akhirnya, Moh Hatta mundur dari kursi wakil presiden pada 1 Desember 1956 setelah 11 tahun menjabat.
Moh Hatta mundur dari jabatan sebagai wakil presiden Indonesia karena perbedaan pandangan politik dengan Soekarno.
Setelah itu, Hatta lebih sering berada di balik layar dalam kehidupan politik Indonesia.
Ia menerbitkan buku Demokrasi Kita untuk mengkritik kebijakan politik Soekarno karena dianggap telah melenceng dari dasar-dasar demokrasi.
Moh Hatta berada di balik layak dunia politik Indonesia hingga akhir hayatnya. Ia meninggal dunia pada 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.