Isu Legalisasi Ganja Medis Tuai Pro dan Kontra, Ikatan Dokter Indonesia Angkat Bicara: Bisa Jadi Pilihan, Tapi...

Kamis, 30 Juni 2022 | 20:32
kompas.com

Ilustrasi ganja

"Jadi sebetulnya sudah ada obat untuk masing-masing penyakit, seperti epilepsi dan lainnya itu. Namun, ganja medis bisa menjadi pilihan, tapi bukan yang terbaik," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/6/2022).

Zubairi mengatakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) baru mengeluarkan izin penggunaan ganja untuk pasien epilepsi dengan kejang.

Namun, kata dia, kasus tersebut jarang terjadi.

Sementara itu, menurut dia, penggunaan ganja bagian THC dan Delta-8-THC dilaporkan memiliki banyak efek samping sehingga direkomendasikan untuk dihindari.

"Produk Delta ini sering terkait dengan bahan kimia, yang ternyata jelek untuk kesehatan, memang banyak laporannya," ujar dia.

Zubairi mengatakan, terkait dengan anak yang menderita cerebral palsy, anak tersebut tetap harus ditolong semaksimal mungkin.

"Anak yang cerebral palsy harus ditolong semaksimal mungkin dan itu caranya dengan dibahas khusus oleh para ahli yang terkait dengan itu, neurologi anak semuanya yang terkait dengan cerebral palsy untuk kemudian rekomendasinya apa," ucap dia.

Baca Juga: 'Gak Usah Banyak Alasan', Emosi Gibran Memuncak, Wali Kota Solo Dukung Pemecatan BP Meski Ngakunya Baru Pertama Kali

GridPop.ID (*)

Tag

Editor : Sintia N

Sumber Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya