"Orang mencari jalan pintas, ingin mendapatkan kekayaan lewat cara-cara yang tidak halal, cara-cara yang sebetulnya tidak masuk akal," ungkap Sunu kepada Kompas.com, Selasa (28/9/2021).
Lebih lanjut Sunu berkata bahwa cerita-cerita atau kepercayaan tentang pesugihan sebenarnya hidup di dalam benak sebagian masyarakat kita.
Adanya kepercayaan tentang pesugihan inilah yang kemudian, kata Sunu, dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk menipu atau mengelabuhi orang yang sedang menghadapi penderitaan seperti kesulitan ekonomi.
"Kasus-kasus cabul dengan dalih pesugihan selalu kembali berulang kenapa? Karena barang kali masyarakat belum sadar bahwa sesungguhnya praktik-praktik seperti itu sebetulnya tipuan belaka," tegas Sunu.
"Enggak pernah, sesuatu bisa diperoleh dengan cara seperti itu, kemudian orang menjadi kaya tanpa bekerja atau tanpa usaha."
Dia mengatakan, hal seperti ini terus berulang karena masih adanya kepercayaan bahwa segala sesuatu dapat dibantu secara gaib. Kepercayaan ini pun dapat diyakini oleh siapa saja, termasuk orang berpendidikan.
Selain itu, Sunu pun berkata, masih adanya praktik pesugihan seperti ini menandakan bahwa keimanan seseorang kurang sehingga mempercayai hal seperti ini.
"Penghayatan keimanannya tidak sampai ke dalam saya kira, hanya di permukaan saja," ujar dia.
GridPop.ID (*)