Sebab, menurut Nina, stasiun televisi berharap penontonnya banyak dan penonton inilah yang akan membayar biaya penyiaran tersebut karena tanpa penonton iklan tidak akan datang.
Tak hanya tayangan pernikahan artis saja tapi akhir-akhir ini banyak tayangan televisi yang seharusnya bukan menjadi konsumsi publik, justru disiarkan di TV untuk masyarakat.
Menjawab hal ini, Nina mengatakan bahwa kehadiranmedia sosialtelah membuat penontontelevisiberkurang.
Dampaknya, stasiun televisi pun harus bersaing dengan media sosial.
Salah satu komoditas yang dijual oleh media sosial adalah kehidupan pribadi.
Televisiingin mengikuti cara berpikir media sosial, padahal seharusnya hal ini tidak perlu dilakukan mereka.
"Audience media sosial sifatnya segmented sedangkan televisi sifatnya massa. Selain itu, televisi menggunakan frekuensi publik," ungkap Nina.
Lebih lanjut Nina mengungkapkan bahwa televisi kini harus berebut audience atau penonton dengan media sosial.
Ia menambahkan bahwa masyarakat dari kalangan orang muda perkotaan cenderung kurang dalam konsumsi media mainstream nasional, sepertiTV, koran, maupun majalah.
Konsumsi media yang kebanyakan dilakukan oleh kalangan ini adalah media yang dapat diakses secara praktis melalui gawai yang ada di tangan mereka, baik telpon pintar (smartphone) maupun laptop.
Sementara itu, stasiun TV mengejar kelompok penonton dari masyarakat yang mencari tayangan hiburan bukan melalui internet.