"Saya sedang bergantung. Berbunyilah handphone. Tengok sms, mohon maaf tidak lulus. Lunak rasanya besi metro mini itu dipijak," kata UAS.
Menurutnya, itulah satu-satunya harapan saat itu.
Setelah tak lulus, UAS kembali pulang ke kampung halaman setelah disuruh ibunya.
"Saya disuruh balik, maka balik. Saat itu Agustus 2008 pas bulan Ramadan," cerita UAS.
"Saya tak dapat jadwal ceramah. Lalu dibawalah oleh Dr Musthafa Umar ke TVRI," kata UAS.
Ramadan tahun berikutnya UAS baru diberi jadwal ceramah.
Agar tidak salah masuk masjid, dirinya jam 4 sore mulai mencari tempat ceramah.
"Habis jalan aspal, masuk jalan semen, masuk gang kecil ada musola lampunya 5 watt. Disitulah diberi orang jadwal ceramah. Ada musola itu sampai sekarang," katanya.
Hari berganti musim berubah. Akhirnya UAS ikut tes di UIN Suska Riau.
Allah beri kemudahan dan dirinya berhasil lulus sebagai dosen.
"Dari 2008 saya balik sampi sekarang 2019 sudah 11 tahun. Abdul Somad 10 tahun lalu ingin nerjemahkan buku tak diterima orang. Sekarang saya tak menerjemah buku, tak menulis tak orang menulis," katanya.